Anekabudidaya Belut atau yang biasa sering disebut dengan nama ilmiah Monopterus albus merupakan jenis ikan darat yang tidak memiliki sisik dan mampu hidup di air yang keruh. Belut merupakan ikan darat yang tidak bersirip dan banyak dijumpai didaerah persawahan dan di daerah rawa – rawa. Pada saat musim kemarau belut akan membuat lubang yang bearada di dalam tanah yang lembab hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan hidup. Belut termasuk komoditas perikanan yang masih harus membutuhkan perlakuan yang berbeda dari ikan lain pada umumnya, sebab karakter hidup belut yang di lumpur menjadikannya berbeda. Terdapat 3 jenis belut yaitu: belut sawah (Monopterus albus), belut rawa (Synbrancus bengalensis) dan belut laut (Macrotema caligans).
Berikut cara yang dilakukan untuk membudidayakan belut, yaitu:
- Persiapan Kolam
Dalam melakukan budidaya belut pada umumnya kolam permanen yaitu kolam semen banyak dipilih pembudidaya untuk budidaya belut.hal itu dikarenakan kolam semen lebih ekonomis dan yang relatif lebih lama karena jauh lebih kuat dan kokoh. Bentuk dan ukuran kolam belut harus disesuaikan dengan luas lokasa yang akan digunakan sebagi tempat budidaya. Namun, tembok yang dibuat biasanya memiliki tinggi sekitar 1 sampai dengan 1,5 meter dengan adanya pipa besar sebagai lubang pengeluaran dengan tujuan untuk memudahkan penggantian media tumbuh. Kolam terlebih dahulu dikeringkan selama beberapa minggu sebelum digunakan. Kemudian, rendam kolam tersebut dengan air yang diikuti dengan penambahan daun pisang, pelepah pisang, ataupun serabut kelapa Lakukan pencucian minimal tiga kali untuk dapat menghilangkan bau semen.
- Pemilihan Bibit
Dalam melakukan pemilihan bibit belut untuk hasil yang baik bibit belut haruslah dalam keadaan yang baik juga. Terdapat 2 hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan bibit belut yaitu: hasil tangkapan dan hasil budidaya. Bibit belut yang diperoleh dari hasil tangkapan biasanya memiliki ukuran yang tidak seragam dan bibit belut yang didapat kemungkinan besar memiliki trauma akibat penangkapan.Bibit hasil budidaya yang memiliki harga jual rendah meskipun memiliki daya tumbuh yang relatif sama dan seragam.
Bibit belut yang didapatkan dari hasil budidaya didapatkan melalui pemijahan secara alami antara belut jantan dan betina sehingga menghasilkan ukuran bibit yang lebih seragam. Kriteria bibit yang digunakan harus memiliki ukuran yang seragam untuk memudahkan pemeliharaan. Bibit belut yang biasa digunakan untuk budidaya memiliki panjang 9 sampai dengan 12 cm. Pemeliharaan biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 4 bulan untuk belut dapat dikonsumsi.
- Menebar Bibit
Untuk setiap meter bibit yang dapat ditebarkan dalam budidaya belut dengan kepadatan tinggi yang memiliki panjang 11 sampai dengan 12 cm berkisar 60 sammpai dengan 100 ekor/m2. Waktu yang tepat melakukan penebaran bibit dilakukan pada pagi atau sore hari hal ini bertujuan untuk membuat bibit yang ditebar tidak stress. Terlebih dahulu bibit harus dikarantina dengan kurun waktu 1 sampai dengan 2 hari pada air bersih yang mengalir. Kemudian, aturlah sirkulasi air agar tidak terlalu deras.
- Pemberian Pakan
Dalam memberikan pakan, takaran pakan harus disesuaikan dengan jumlah belut dan bobot tubuh belut tersebut. Ukuran pakan yang diperlukan yaitu 6 sampai dengan 20% dari bobot tubu belut. Jumlah belut yang memiliki berat total 9 kg biasanya memerlukan bobot pakan 0,5 kg untuk belut berumur 0 sampai 1 bulan, 1 kg untuk belut berumur 1 sampai 2 bulan, 1,5 kg untuk belut berumur 2 sampai 3 bulan, dan 2 kg untuk belut berumur 3 sampai 4 bulan. Pakan yang digunakan bisa berupa pakan mati atau pakan hidup seperti cacing. Waktu yang baik untuk melakukan pemberian pakan pada belut dapat dilakukan 1 sampai dengan 2 kali setiap hari pada sore dan malam hari.
- Panen
Untuk melakukan pemanenan ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu panen total dan panen sebagian. Panen sebagian, belut kecil akan dipisahkan dari belut dewasa yang dipanen untuk dipelihara kembali. Sedangkan untuk melakukan pemanenan total dapat dilakukan pada budidaya belut intensif sehingga dapat menghasilkan belut dengan ukuran yang lebih seragam. Belut yang akan dijual di pasaran biasanya akan dipelihara 3 sampai dengan 4 bulan dan belut yang akan dijual di pasar ekspor akan dipelihara 3 sampai dengan 6 bulan terhitung sejak bibit ditebar.