Bunga allamanda atau yang biasa disebut dengan nama ilmiahnya Allamanda cathartica L. Merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki umur yang panjang atau yang disebut dengan perenial. Tanaman alamanda memiliki ukuran tinggi tanaman yang dapat mencapai kurang lebih sekitar 4 meter. Adapun ciri – ciri morfologi tanaman alamnda yang dimana batang pada tanaman alamanda memiliki batang kayu yang berbentuk silindris, terkulai yang berwarna hijau dengan tektur permukaan batang tanaman halus dan percabangan pada batanng tanaman bersifat monopodial yang memiliki arah cabang batang yag terkulai. Pada bagian daun pada bunga alamanda mmiliki jenis bungan tunggal dengan bunga yang memiliki bentuk tangkai yang pendek dan tersusun secara berhadapan yang berwarna hijau dengan benntuk yang jorong memiliki ukuran panjang bunga sekitar 5 sampai dengan 16 cm dan ukuran lebar bunga alamnda tersebut sekitar 2 sampai dengan 6 cm dengan helaian daun yang tebal serta ujung pada pangkalnya yang meruncing, tepi yang rata dan memiliki tekstur pada permukaan bagian atas dan bawah dengan tekstur yang halus. Bunga pada tanaman amnda juga memiliki getah dan berjenis bunga majemuk yang memiliki bentuk bunga yang berbentuk tandan yang muncul pada bagian ketiak daun serta ujung batangnya, sedangkan pada mahkota bunganya memiliki bentuk yang berbentuk corong yang berwarna kuning. Pada bagian mahkota bunga alamanda memiliki ukuran panjang mahkot bunga sekitar 8 sampai dengan 12 mm dengan daun mahkota bunga yang berlekatan. Pada bagian buah tanaman alamnda memiliki bentuk yang berbenntuk kotak, bulat dengan uuran panjang buah kurang lebih sekitar 1,5 cm dengan bijinya yanng berbenntuk segitiga yang berwarna hijau pucat pada saat tanaman tersebut masih muda dan setelah tanaman tersebut berumur tua biji tanaman berubah wrna menjadi berwarna hitam. Pada bagian akar pada bunga alamanda memiliki jenis akar tunggang.
Tanaman bunga alamnda merupakan bunga yang sebagian besar varietsnya berwarna kuning yang indah dan berbenntuk sperti halnya dengan bentuk terompet yang memiliki kemampuan untuk dapat terus berbunga disepanjang tahun serta memiliki batang tanaman yang memiliki tekstur yanng keras dan memiliki getah pada bagian batangnya. Tanaman alamnda banyak digunakan oleh sebagian orang sebagai tanaman hias untuk mempercantik dinding, hal ini dikarenakan kemampuan tumbuh tanaman alamanda yang dapat tumbuh merambat dengan ketinggian yang dapat mencapai sekitar 4 sampai dengan 8 meter. Tanaman bunga alamanda sendiri memiliki habitat asal yang berasal dari negara Brasil yang hanya tumbuh dengan liar dan sering ditanam sebagai tumbuhan pagar. Tanaman alamnda dapat tumbuh dengan baik pada kondisi dengan intensitas cahaya matahari yang cukup serta cocok untuk dibudidayakan pada daearh dengan kondisi iklim yang tropis. Selain dapat dimanfatkan sebagai tanaman hias, akar, daun dan bunga tanaman alamnda dapat dimanfaatkan sebagai obat – obatan. Sedangkan pada bagian getah tanaman alamnda yanng memiliki warna yang berwarna outih dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk penyakit kanker dan dapat mencegah kuman dan bakteri, hal tersebut dikarennaman alamnad memilliki sifat antibakteri. Selain itu juga bunga tanaman alamda ini sering dimanfaatkan ntuk obat pencegahan komplikasi dari malaria dan pembenngkakakn pada limpa serta pada akar tanaman alamanda dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit kuning.
1. Proses Persiapan Pot Tanam
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada tahapan proses persiapan pot tanam. Pembudidaya dapat memilih pot tanam yang sesuai dengan bentuk atau ukuran tanaman tersebut. Selain itu juga, pembudidaya harus tetp memastikan bahwa pot yang akan digunakan tersebut memiliki lubang drainase yang cukup.
2. Proses Persiapan Media Tanam
Setelah melakukan persiapan pot tanam, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses persiapan media tanam. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam persiapan media tanam adalah sebagai berikut:
a. Siapkanlah media tanam yang berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau dapat juga dengan pupuk kompos yang sudah matang.
b. Diamkan media tanam tersebut dengan kurun waktu sekitar 5 sampai dengan 6 hari serta biarkan juga terkena oleh paparan sinar matahari.
3. Proses Persiapan Bibit Tanaman
Setelah melakukan persiapan media tanam, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses persiapan bibit tanaman. Perbanyakan bibit tanaman pada budidaya tanaman bunga lamanda dapat dilakukan dengan cara melalui biiji tanaman atau biasa disebut secara generatif dan dapat melalui cangkok ataupun stek yang biasa disebut dengan perbanyakan vegetatif. Pembudidaya harus cermat dalam memilih bibit yang sehat dan bibit yang akan dipilih tersebut harus memiliki batanng tanaman yang kokoh.
4. Proses Penanaman Tanaman Pada Pot
Setelah melakukan persiapan persiapan bibit tanaman, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses penanaman tanaman ke dalam pot. Lakukanlah penanaman setelah proses persiapan bibit tanam telah selesai dengan cara memasukan bibit tanam ke dalam pot yang telah disediakan dengan posisi yang tegak lurus, lalu masukkan media tanam yang berupa campuran tanah dan pupuk kompos ataupun pupuk kandang ke dalam pot hingga pot tersebut hampir penuuh.
5. Proses Perawatan Tanaman
Setelah melakukan proses penanaman tanaman ke dalam pot tanam, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses perawatan tanaman. Perawatan tanaman dalam budidaya tanaman bunga alamanda dapat dilakukan dengan cara: penyiramna, pemupukan dan pemberian hormon perangsang. Penyiraman dapat dilakukan secara rutin dengan menggunakan gembor. Pemupukan dapat dilakukan secara rutin dengan intensitas pemberian pupuk sebulan sekali. Serta dengan melakukan pemberian hormon perangsang yang dapat dilakukan dengan interval pemberian hormon sekitar 2 minggu sekali.
3. Proses Persiapan Bibit Tanaman
Setelah melakukan persiapan media tanam, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses persiapan bibit tanaman. Perbanyakan bibit tanaman pada budidaya tanaman bunga lamanda dapat dilakukan dengan cara melalui biiji tanaman atau biasa disebut secara generatif dan dapat melalui cangkok ataupun stek yang biasa disebut dengan perbanyakan vegetatif. Pembudidaya harus cermat dalam memilih bibit yang sehat dan bibit yang akan dipilih tersebut harus memiliki batanng tanaman yang kokoh.
4. Proses Penanaman Tanaman Pada Pot
Setelah melakukan persiapan persiapan bibit tanaman, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses penanaman tanaman ke dalam pot. Lakukanlah penanaman setelah proses persiapan bibit tanam telah selesai dengan cara memasukan bibit tanam ke dalam pot yang telah disediakan dengan posisi yang tegak lurus, lalu masukkan media tanam yang berupa campuran tanah dan pupuk kompos ataupun pupuk kandang ke dalam pot hingga pot tersebut hampir penuuh.
5. Proses Perawatan Tanaman
Setelah melakukan proses penanaman tanaman ke dalam pot tanam, langkah selanjutnya yang perlu menjadi perhatian juga di dalam melakukan budidaya tanaman bunga alamanda adalah pada proses perawatan tanaman. Perawatan tanaman dalam budidaya tanaman bunga alamanda dapat dilakukan dengan cara: penyiramna, pemupukan dan pemberian hormon perangsang. Penyiraman dapat dilakukan secara rutin dengan menggunakan gembor. Pemupukan dapat dilakukan secara rutin dengan intensitas pemberian pupuk sebulan sekali. Serta dengan melakukan pemberian hormon perangsang yang dapat dilakukan dengan interval pemberian hormon sekitar 2 minggu sekali.