Cara Menanam Jeruk

Diposting pada

Anekabudidaya Tanaman jeruk atau yang sering dikenal dengan nama ilmiahnya Citrus adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu tanaman jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami maupun secara dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Intali.

Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dibeberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esense minuman dan untuk campuran kue. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.

                                               Budidaya Jeruk (Citrus)

 

Berikut Cara Membudidayakan Tanaman Jeruk

  1. Lahan

Tanah yang baik untuk melakukan budidaya jeruk adalah tanah dengan struktur tanah lempunng sampai tanah dengan struktur lempung berpasir dengan fraksi liat 7 sampai 27%, debu 25 sampai 50% dan pasir < 50%, cukup humas, tata air dan udara yang baik. Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk budidaya tanaman jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 sampai 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150 sampai 200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.

Baca Juga  Tips Menanam Pohon Markisa
          Lahan Yang Digunakan Dalam Budidaya Jeruk

 

  1. Bibit

Pemilihan bibit pada tanaman jeruk meliputi: Persyaratan Bibit, Bibit jeruk yang akan ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif yang berupa penyambungan tunas pada pucuk. Bibit yang baik adalah bibit yang bebas dari serangan hama penyakit, yang mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2 sampai 3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukkuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran biit. Penyiapan Bibit, Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya tanaman jeruk biasanya didapatkan dengan melalui cara generatif maupun dengan cara vegetatif.

Teknis Penyemaian Bibit dengan cara generatif, biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji jeruk dikeringkan da anginkan di tempat yang tidak terpapar oleh sinar matahari selama 2 sampai 3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30 sampai 40 cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15 sampai 1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5 sampai 1 m. Sebelum ditanam, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dengan alur dengan jarak tanam 1 sampai 1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam persemaian diberi atap. Bibit dipindah tangan ke dalam polybag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3 sampai 5 bulan. Media tumbuh dalam polybag adalah campuran pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 2 : 1 atau pupuk kandang, sekam pasir (1:1:1).

Secara Vegetatif, metode yang biasanya lazim digunakan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk dapat melakukan kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawang (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran yang kuat dan luas, memiliki daya adaptasi lingkungan tinggi, lahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawang yang biasa digunakan oleh pena ngkar adalah Japanese Citroen, Rought Lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizo Citrange.

Baca Juga  Cara Budidaya Buah Langsat
                  Menanam Secara Generatif

 

                     Menanam Secara Vegetatif

 

  1. Teknis Penanaman

Tanaman jeruk ditanam di tanah tegalan, sawah atau di lahan berlereng. Jika jerik ditanam disuatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa – sisa tanaman. Lubang tanam hanya dibuat pada lahan tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah digunakan. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas tanah (25 cm).tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.

Setelah bibit ditanam, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun – daun yang bebas penyakit disekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman jeruk berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tumbuhan selain baik kacang – kacangan atau sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput atau tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.

 

  1. Pemeliharaan

Pemeliharaan pada tanaman jeruk meliputi, sebagai berikut.:

  1. Penyulaman: Penyulaman dapat dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
  2. Penyiangan: untuk melakukan penyiangan, gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
  3. Pembumbunan: jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah disekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
  4. Pemangkasan: pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/ tidak diinginkan. Dari tunas – tunas awal yang tumbuh biarkan 3 sampai 4 tunas dengan pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3 sampai 4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunnting pangkas ke dalam klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
  5. Pemupukan
  6. Pngairan dan penyiraman: penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang teresdia, tanah disekitar tanaman digemburkan dan ditutp mulsa.
  7. Penjarangan buah jeruk: pada tahun dimana pohon jeruk berbuah lebat, perllu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam rimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah diujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2 sampai dengan 3 buah.
Baca Juga  Cara Menanam Anggur di Halaman Rumah
                             Pemeliharaan Tanaman Jeruk

 

  1. Pemanenan

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28 sampai dengan 36 minggu, tergantung jenis/ varietasnya. Buah dipetik dengan mennggunakan gunting pangkas. Rata – rata tiap pohon dapat menghasilkan 300 sampai dengan 400 buah pertahun, kadang – kadang sampai 500 buah pertahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara sub tropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.

                                        Memanen Jeruk