Anekabudidaya Cabai merupakan tanaman dari genus Capsicum. Buah dapat dikatagorikan sebagai bumbu, tergantung pada penggunaanya. Selain sebagai bumbu, cabai sangat populer di asia tenggara sebagai penguat rasa makanan. Cabai merah adalah salah satu komoditas pertanian yang paling bergengsi. Dalam kondisi tertentu, harga cabai dapat berubah naik berkali – kali lipat. Pada saat – saat yang lain dapat turun sampai harga terendah. Hal ini membuat budidaya cabai merah merupakan tantangan bagi petani. Selain harga fluktuasi, budidaya cabai cukup rentan terhadap kondisi iklim dan serangan hama serta penyakit. Untuk meminimlkan semua resiko ini, biaya untuk budidaya cabai sangat tinggi.
Berikut ini cara – cara yang dapat dilakukan dalam membudidayakan cabai:
- Lahan
Lahan yang cocok ditanam cabai dimusim hujan yaitu lahan dengan struktur tanah yang kering dengan jenis tanah aluvial dan tipe iklim meditetran D3/E3 yaitu 0 sampai 5 bulan basah dan 4 sampai 6 bulan kering. Tanah dengan jenis ini sangat kaya akan unsur hara Ca, Mg dan K. Sebelum digunakan, lahan yang telah disiapkan untuk diberikan beberapa perlakuan khusus seperti penyangan, membajak, budidaya dan lainnya.
Penyiangan yang dilakukan bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kompetisi yang ada di dalam pada saat mengambil unsur – unsur hara dari tanah antara cabai merah yang ditanam dengan gulma. Pembajakan atau budidaya bertujuan bercampurnya tanah pada lapisan atas dan tanah pada lapisan bawah sehingga penyebaran unsur hara ke dalam tanah menjadi seimbang, selain memperbaiki struktur tanah. Untuk persemaian musim kemarau dibuat setinggi 30 sampai 40 cm, sedangkan pada musim hujan 40 sampai 60 cm.
- Bibit
Lokasi pembibitan cabai merah dibudidayakan dekat dengan lokasi budidaya, lebar tanggul 1 m dengan warna plastik transparan dan menghadap ke timur sehingga benih mendapatkan cukup sinar matahari di paggi hari. Media bibit terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang yang telah matang dengan komposisi 1:1. Media bibbit dicampur dengan Curater 3 G dengan dosis 10 g/m2.
Benih direndam dalam air hangat atau larutan previcur N (1 cc) selama 1 jam. Setelah itu benih ditaburkan merata dilokasi persemaian yang telah disiapkan, beri jarak 5 x 5 cm unntuk setiap sebaran. Setiap pagi disiram secukupnya. Dimediasi benih akan berkecambah dalam waktu 7 sampai 8 hari dari unnggulan dan akan membawa sepasang daun dihari 12 sampai 14. Kemudia media tanam disapih ke yang lain untuk meningkatkan kemampuan adaptasi sebelum ditanam pada lahan yang benar . media penyapih biasanya ukuran polybag dari 8 x 9 cm yang diisi dengan campuran komposisi tanah dan pupuk 1:1 selama penyapihan, atap pembibitan dibuka, volume juga berkkurang penyiraman. Setelah 7 hari dari penyapihan, bibit siap dipindahkan ke tanah yang subur.
- Teknis Penanaman
Sebelum bibit ditanam, disiram tidur dimuka sehingga bibit tanaman tidak layu setelah tanam. Benih ditempatkan ke dalam lubang tanam bersama menyapih media untuk tingkat akar kerah. Kemudian tambahkan tanah ke lubang tanam penuh dan kemudian ditekan sehingga akar bibit dengan tanah dan dapat menyedot elemen air dan nutrisi secara maksimal. Waktu yang baik untuk tanaman adalah dipagi hari.
- Pemeliharaan
Pengontrolan pertumbuhan bibit dilakukan 5 sampai 7 hari setelah penanaman, jika menemukan bibit yang segera mati lakukan jahitan. Tanaman cabai memiliki kanopi lebar, kadang – kadang batang tidak mampu menahan daun yang tertiup angin dan tidak mampu menopang saat sudah mulai berbuah. Hal tersebut dapat diatasi dengan pemasangan penanda dengan panjang penanda 100 sampai dengan 125 cm dan lebar 5 cm taruhannya. Instalasi penanda 8 cm dari pangkal batang dan didorong ke dalam tanah sedalam 15 sampai dengan 20 cm dengan posisi yang kuat. Setia penanda berturut – turut ditanam dan diikat terhubung dengan sinar penanda yang ditempatkan setinggi 70 cm dari permukaan tempat tidur. Pemasangan dilakukan saat tanaman masih kecil.
Untuk media tanam di lahan kering dan dataran tinggi, jenis tanah andosol atau latosol dapat digunakan sebagai pupuk pelengkap. Yakni yang terdiri dari urea 200 sampai 300 kg/ha, Za sebanyak 400 sampai 500 kg/ha dan KCI sebanyak 250 sampai 300 kg/ha diberikan tiga kali usia 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3. Pemupukan dilakukan dengan menanam kelubang disiram dengan dosis 100 sampai 200 ml/tanaman, diberikan setiap 10 sampai 14 hari satu bulan setelah tanam. Untuk dataran rendah dilahan penanaman padi, dengan jenis tanah aluvial pupuk susulan yang terdiri dari pupuk urea 150 sampai 200 ton/ha, pupuk Za sebanyak 400 sampai 500 kg/ha dan pupuk KCL sebanyak 150 sampai 200 kg/ha atau dengan pupuk NPK 19 – 16 – 16 1000 kg/ha , diberikan tiga kali dengan dosis setiap 1/3.
Untuk pola tumpang tindih pergeseran cabai dengan bawang, pupuk tambahan untuk cabai terdiri dari pupuk urea 100 sampai 150 kg/ha, pupuk Za sebanyak 300 sampai 450 kg/hadan pupuk ZK sebanyak 100 sampai 150 kg/ha diberikan tanaman tiga kali berusia 4, 7 dan 10 minggu setelah tanam benih dengan 1/3 dosis masing – masing. Untuk tanam cabai tumpang sari dengan kubis atau tomat, pupuk pelengkap terdiri dari NPK 16 – 16 – 16 sebanyak 300 sampai 500 kg/ha. Pupuk NPK dilarutkan kedalam air 2 g/l. Pemupukan dilakukan dengan dosis 100 ml/tanaman, diberikan 10 sampai 14 hari, satu bulan setelah tanam kubis atau tomat.
Pemberian pupuk cair pelengkap (PPC) melalui dau diberikan ketika tanaman berusia 4 dan 7 minggu setelah bibit ditanam dengan tujuan untuk melengkapi nutrisi yang tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Pupuk daun yang dapat diberikan Massiko dengan dosis 1,0 ppm atau gandasil dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan. Cabai merah membutuhkan penyiraman yang cukup selama pertumbuhan sampai panen pertama, tetapi tidak berlebihan.
- Pemanenan
Panen dalam budidaya cabai dapat dilakukan dengan memilih buah yang telah memiliki buah merah gelap karakteristik, buah kekerasan sedang, buah memiliki panjang maksimum, diameter sedang sekitar 0,5 cm dan halus serta permukaan mengkilap buah. Pemanenan pada tanaman cabai dilakukan secara bertahap. Cabai merah yang di tanam di dataran rendah dipanen pertama kali tanaman itu 70 sampai 75 HST dengan panen 1,5 sampai dengan 2 bulan. Selama waktu tersebut, pemetikan dilakuka selang 21 kali petik 2 sampai dengan 3 hari. Adapun tanaman cabai yang ditanam di dataran tinggi pertama kali dipanen setelah tanaman 120 – 150 HST dengan panen 2 sampai dengan 3 bulan, 21 kali kutipan dengan interval panen 5 sampai dengan 7 hari. Dalam tanaman sehat dan tumbuh, total produksi tanaman dapat mencapai 30 ton/ha. Ketika panen dilakukan juga pemusnahan cabai yang sakit agar tidak menulari cabai lainnya yanng belum dipanen.