anekabudidaya Bawang putih (Allium Sativa) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternative flu dan batuk. Kandungan sulfur yang terdapat pada bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas yang dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membrane mucous disaluran pernapasan yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir.
Berikut Cara – cara yang dapat dilakukan dalam budidaya bawang putih, sebagai berikut:
- Lahan
Kendala dalam melakukan budidaya bawang putih pada dataran rendah adalah apabila tidak terpenuhinya cuaca yang sejuk dan kering saat pembentukan umbi. Untuk itulah, sebaiknya budidaya bawang putih ditanam pada bulan mei, juni atau juli. Menanam bawang putih pada musim hujan tidaklah dianjurkan karena akan berdapak pada tanah yang menjadi terlalu basah dan temperaturnya tidak baik untuk pertumbuhan umbi pada bawang putih. Tanah yang disukai bawang putih adalah tanah yang memiliki pH-nya 6,5 – 7,5. Oleh karena itu, untuk lahan yang memiliki karakteristik tanah yangbersifat asam haruslah diberi kapur dahulu hingga mendekati neral.
- Bibit
Kriteria dalam memilih bibit bawang putih yang baik yaitu pilihlah pada bagian pangkal batang yang padat, suing berpenampilan licin dan tegar, tunas terlihat lebih segar bila suing dipatahkan, berat suing sekitar 1,5 – 3 g, bentuk normal, bebas hama dan penyakit. Bila bibit yang digunakan beratnya 3g/suing maka kebutuhan per hektarnya 1600 kg. sedangkan untuk ukuran suing yang kecil (sekitar 1 g) menghabiskan 670 kg/ha.
- Teknis Penanaman
Sawah yang sudah ditanami oleh padi adalah lahan yang sangat cocok untuk ditanami oleh bawang putih yaitu pada daerah dataran rendah. Sebelum melakukan proses penanaman bawang putih, lahan harus diolah terlebih dahulu. Lahan dengan struktur tanah yang asam haruslah dinetalkan sebulan sebelum masa tanam tiba. Bila pH kurang dari 6 dosis kapurnya sekitar 1-2 ton/ha. Setelah itu, buatlah bedeng – bedengan yang lebarnya 80-120 cm dan tingginya 40 cm panjang bedeng dapat disesuaikan. Kemudian, buatlah jarak antar bedeng yang memiliki jarak 10-20 cm.
- Pemeliharaan
Mulsa perlu diberikan setelah bibit ditanam. Mulsa yang murah adalah alang – alang atau jerami padi. Tutupi bedengan secara merata setebal 3 cm. gulma secara tidak langsung sudah terhalang pertumbuhannya dengan adanya mulsa. Namun, apabila area pertanaman bawang putih cukup luas maka gulma dapat diberantas dengan herbisida TOK 50 WP. Bila musim hujan penyiraman hanya dilakukan saat tampak kekuangan air. Saat musim kemarau perlu pengairan sendiri yang intensif.
- Pemanenan
Bila tanaman bawang putih ditanam sekitar bulan Mei – Juli maka pada bulan Agustus – Oktober tanaman bawang putih sudah dapat dipanen. Panen dilakukan pada saat tanaman bawang putih berumur 90 – 120 hari dari saat masa tanam. Ciri – ciri bawang putih yang sudah siap panen terlihat pada daunnya yang menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Apabila ciri – ciri ini terlihat sudah 50% dari total tanaman bawang putih, maka panen dapat dilakukan. Panen pada tanaman bawang putih dilakukan dengan cara mencabut semua bagian pada tanaman. Kemudian, Akar dan daun dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya. Selanjutnya, tindakan pasca panen dilakukan agar pangkal daun menjadi kering. Untuk hal ini dilakukan penjemuran selama 15 hari, sinar matahari terik tidak boleh langsung mengenai umbi pada bawang putih. Oleh karena itu, lebih baik dijemur di teritisan rumah atau tempat terlindung. Pada malam hari umbi diletakan ditempat yang terlindung. Setelah kering umbi diletakan di para – para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi terlebih dahulu agar gudang terbebas dari hama. Pestisida Photoxin 55% bias disemprotkan sebagai fumigan.